20 april 2011,
Kapal feri baru saja merapat di pelabuhan Tanjung Serdang Pulau laut
Kalimantan Selatan. Perjalanan menuju Teluk Tamiang masih tiga jam
lagi. Sementara tubuh rasanya sudah tidak sanggup lagi menampung rasa
lelah akibat perjalanan jauh menggunakan motor matic selama enam jam
dari kota Banjarmasin. Waktu juga sudah menjelang sore. Akhirnya hari
ini kami putuskan untuk menginap di Kota Baru yang merupakan ibukota
kabupaten Pulau Laut yang juga merupakan kabupaten terluas di
Propinsi Kalimantan Selatan. Jarak dari Tanjung Serdang menuju Kota
Baru dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih selama empat puluh
menit. Tidak banyak yang kami lakukan di Kota Baru. Hanya dalam waktu
tiga puluh menit menggunakan motor sudah dapat mengelilingi pusat
kota Kota Baru. Aktivitas favorite saya adalah nongkrong di siring
laut mencicipi kuliner yang ada di sana sambil menikmati matahari
tenggelam dari pinggir laut. Tentunya bersama Indra teman ngetrip
saya kali ini. So sweet… romantis banget deh pokoknya. Lebay!!!
21 april 2011,
keesokan harinya setelah menikmati matahari terbit di pantai
Gedambaan dan merasakan suasana pagi yang tenang di Tanjung Layar,
kami memutuskan untuk segera berangkat menuju Teluk tamiang. Teluk
Tamiang berada di kecamatan Lontar (121 km) dari kota Kota Baru.
Teluk Tamiang merupakan sebuah kampung nelayan yang merupakan daerah
perlindungan laut Pemerintah Kota Baru.
Perjalanan menuju Teluk
Tamiang tidaklah mudah. Akses jalan menuju ke sana rusak parah. Di
dominasi jalan berlubang ditambah kubangan lumpur dan tanah liat
benar-benar di butuhkan kesabaran dan kehati-hatian ekstra. Padahal
potensi pariwisata di sana sangatlah bagus.
jalan menuju Lontar |
Teringat ketika tahun
lalu ke sana bersama Anas. Waktu itu kami menggunakan transportasi
umum berupa mini bus. Di dalam mini bus kami harus berdesak-desakan
dengan penumpang lain serta dipenuhi oleh kotak-kotak kardus dan
setumpuk barang bawaan mereka. Goncangan dari mini bus yang melewati
jalan berlubang sangat terasa mengocok-ngocok perut, sesekali mini
bus harus berhenti lama karena tidak bisa melewati kubangan lumpur,
ditambah udara pengap dan aroma semerbak bau tubuh penumpang yang
berkeringat. Bayangkan saja sendiri bagaimana situasinya waktu itu???
suasana di dalam mini bus |
Tidak banyak perubahan
yang terjadi dengan kondisi jalan tahun kemaren maupun tahun ini.
Masih sama-sama rusak parah. Masih sama-sama menyusahkan masyarakat
kecamatan. Berbeda terbalik dengan kondisi jalan kota Kota Baru yang
terbilang mulus.
Untungnya tahun ini saya
ke sana menggunakan kendaraan pribadi bersama Indra. Paling tidak
sekarang sudah tidak merasakan lagi penderitaan di dalam transportasi
umum menuju Lontar. Ternyata penderitaan yang dirasakan lebih parah
dibandingkan menggunakan transportasi umum. Setidaknya dua kali kami
mengalami bocor ban dan berkali-kali motor hampir terjatuh ke dalam
kubangan lumpur.
Tiga jam kemudian tibalah
saya dan Indra di Teluk Tamiang. Kampung ini masih seperti dulu.
Masih tenang dengan kehidupan masyarakatnya yang bersahaja dan juga
masih ramah kepada para pendatang seperti kami ini.
rumah nelayan |
teluk tamiang |
Setelah bertamu dan
meminta izin kepada kepala desa, saya kemudian berkunjung ke rumah
Pak sulaiman. Beliau adalah warga asli Teluk Tamiang yang juga
merupakan mantan kepala desa. Karena tidak terdapat penginapan di
sana. Oleh Pak Sulaiman kami di izinkan menginap di kantor Konservasi
Terumbu Karang Teluk Tamiang. Ternyata di kantor tersebut yang
menginap bukan hanya saya dan Indra melainkan juga ada anak-anak SMK
dari desa kecamatan lain yang lagi magang di Balai Budi Daya Ikan
Kerapu yang lokasinya bersebelahan dengan Balai Konservasi Terumbu
Karang. Di dalam kantor tempat kami menginap ternyata dilengkapi
peralatan memasak mulai dari kompor, rice cooker yang selalu terisi
nasi, peralatan makan, serta bahan-bahan makanan yang di bawa oleh
anak-anak magang SMK tadi. Diam-diam mata saya melirik ikan cumi
kering yang kalau sudah masuk kota harganya bisa sangat mahal…..
22 april 2011
Keesokan paginya setelah menyaksikan matahari terbit saya dan Indra
memutuskan untuk berjalan-jalan di pantai sambil menuggu dua orang
teman yang juga akan nge trip ke sini. Pantai di Teluk Tamiang
lumayan bersih dengan air laut yang jernih serta tentunya tidak
terdapat wisatawan di sini. Alhasil hanya kami berdua yang menguasai
pantai hari ini.
pantai teluk tamiang |
salah satu sudut teluk tamiang |
sepi tidak ada wisatawan |
air laut jernih |
menikmati matahari terbenam |
23 april 2011 hari
ini kami mengunjungi tempat budi daya rumput laut dan kerang mutiara.
Lalu dengan menggunakan speed boat gratisan kami di ajak oleh Pak
Sulaiman untuk snorkeling di sekitar pulau yang terdapat di sana.
Terumbu karangnya lumayan bagus dan besar-besar.
di atas speed boat gratisan.hehe |
pulau di sekitar teluk tamiang |
snorkeling |
wisatawan australia |
naik jukung |
menikmati malam di dermaga kampung |
Rincian biaya transportasi menuju Teluk Tamiang :
*Banjarmasin-Kota Baru (Bus) Rp.80.000,-
*Kota Baru-Lontar (Mini Bus / Angkot Pedesaan) Rp.35.000,-
*Lontar-Teluk Tamiang (Ojek) Rp.25.000,-
Sumber By: Adi Traveler
0 Tanggapan Pengunjung:
Posting Komentar
Mari Kita bersama mendukung untuk mengenalkan Wisata Kotabaru Kepada Khalayak Luas, agar kotabaru senantiasa maju di sektor Pariwisata.
Bagi Yang Tidak Punya Akun, Gunakan Anymous untuk Berkomentar